Rabu, 26 Januari 2011

BAHASA PASCAL

Rabu, 26 Januari 2011

BAHASA PASCAL

1. Sejarah PASCAL
merupakan pengembangan dari bahasa ALGOL 60, bahasa pemrograman untuk sains komputasi. Tahun 1960, beberapa ahli komputer bekerja untuk mengembangkan bahasa ALGOL, salah satunya adalah Dr. Niklaus Wirth dari Swiss Federal Institute of Technology (ETH-Zurich), yang merupakan anggota grup yang membuat ALGOL. Tahun 1971, dia menerbitkan suatu spesifikasi untuk highly-structured language (bahasa tinggi yang terstruktur) yang menyerupai ALGOL. Dia menamainya dengan PASCAL (seorang filsuf dan ahli matematika dari Perancis) Pascal bersifat data oriented, yaitu programmer diberi keleluasaan untuk mendefinisikan data sendiri. Pascal juga merupakan teaching language (banyak dipakai untuk pengajaran tentang konsep pemrograman). Kelebihan yang lain adalah penulisan kode Pascal yang luwes, tidak seperti misalnya FORTRAN, yang memerlukan programmer untuk menulis kode dengan format tertentu. Bentuk dasar program Pascal adalah seperti berikut:

program TITLE ;
begin pernyataan;
pernyataan
end.

2. PASCAL sebagai bahasa terstruktur
Sebagai bahasa terstruktur, PASCAL mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berurutan
Susunan dari kode-kode dalam teks Pascal harus ditulis secara urut dari atas, pernyataan-pernyataan yang ditulis lebih awal akan dieksekusi lebih dahulu. Oleh karena itu, suatu pernyataan yang menyangkut suatu variabel di dalam program, maka variable itu harus terdefinisi dahulu sebelumnya. Hal ini terutama menyangkut pada pemanggilan sub-program oleh sub-program yang lain. Bisa dibaca lebih lanjut pada bagian sub-program.
2. Blok dengan batas-batas yang jelas.
Pascal memberikan pembatas yang jelas pada tiap-tiap blok, seperti pada blok program utama, sub-program, struktur kontrol (pengulangan/ pemilihan), dll. Pemakaian kata kunci begin untuk mengawali operasi pada blok dan end untuk menutupnya memudahkan programmer menyusun programnya dengan mudah. Seperti contoh:

If X>0 then
begin Write ( ‘ bilangan positif’);
Writeln ( ‘ program selesai’);
end;
3. Satu pintu masuk dan satu pintu keluar pada blok pemilihan dan pengulangan. Contoh di atas juga mengilustrasikan pintu masuk tunggal pada suatu blok pemilihan yaitu suatu test logika X>0, dengan pintu keluaran yang satu pula (satu disini maksudnya bukan dua baris perintah output tapi suatu paket perintah yang dirangkai dengan begin .. end.

3. Bakuan PASCAL
Dibakukan oleh ISO pada tahun 1983 dan dikembangkan dalam beberapa versi, diantaranya: USCD PASCAL, MS PASCAL, TURBO PASCAL dll. Dengan semakin berkembangnya teknologi dalam komputasi, Pascal dimanfaatkan untuk pengembangan DELPHI (berasal dari nama suatu kota di masa Yunani kuno), suatu bahasa pemrograman visual yang menonjolkan pada efek grafis dan orientasi pada objek-objek yang siap dipakai, karena memiliki Visual Component Library (VCL).

4. Struktur Bahasa PASCAL secara umum
 Pascal mempunyai struktur sebagai berikut:
1. Bagian Judul Program
2. Bagian Deklarasi
a. Deklarasi tipe data (TYPE)
b. Deklarasi variabel (VAR)
c. Deklarasi konstanta (CONST)
d. Deklarasi label (LABEL)
e. Deklarasi sub-program (PROCEDURE dan FUNCTION)
3. Bagian Program Utama Perintah-perintah.

Teks Pascal setidaknya memiliki bagian Judul Program, bagian Deklarasi, dan Bagian Program Utama yang berupa perintah-perintah. Sedangkan untuk bagian deklarasi menyesuaikan dengan isi dari program itu sendiri. Contoh program PASCAL:

program TAMBAH_00; { Menjumlahkan dua bilangan yang nilainya diberikan dalam perintah}
var X, Y, Z: integer; { Deklarasi variabel X,Y dan Z sebagai bilangan bulat }
BEGIN { Program Utama Mulai }
X := 50; { Perintah memberikan nilai 50 pada var. X }
Y := 25; { Perintah memberikan nilai 25 pada var. Y }
Z := X + Y; { Perintah menjumlahkan X dan Y serta menyimpan hasilnya ke Z}
END. { Akhir Program Utama }
Pada contoh ini nilai X dan Y tidak bisa sembarang, karena didefiniskan tertentu. Agar nilai X dan Y bisa bebas ditentukan, nilai X dan Y dibaca dari default input.

program TAMBAH_01; { Menjumlahlan dua buah bilangan yang dibaca dari default input }
var X, Y, Z: integer; { Deklarasi variabel X,Y dan Z sebagai bilangan bulat }
BEGIN { Program Utama Mulai }
read(X); { Membaca nilai X lewat key-board }
read(Y); { Membaca nilai Y lewat key-board }
Z := X + Y; { Menjumlahkan X dan Y serta menyimpan hasilnya ke Z }
write(Z); { Menyajikan Z ke layar monitor }
END. { Akhir Program Utama }

Dasar Bahasa PASCAL

Unsur-unsur Pemrograman
a. Mendapatkan data dengan membaca data dari default input (key board, file atau sumber data lainnya).
b. Menyimpan data ke dalam memori dengan struktur data yang sesuai,
c. Memproses data dengan instruksi yang tepat.
d. Menyajikan atau mengirimkan hasil olahan data ke default output (monitor, file atau tujuan lainnya).

Dalam mengolah data diperlukan pengelolaan instruksi terstruktur:
a. Beberapa instruksi dikelompokkan dalam satu blok atau model yang mengerjakan tugas tertentu.
b. Beberapa perintah dilaksanakan dengan persyaratan tertentu.
c. Beberapa perintah dilaksanakan berulang dengan jumlah pengulangan tertentu. Identifier Digunakan untuk nama: Program, Sub-program (procedure dan function),
nama: Variable, Constant, Type, Label.
Nama-nama ini digunakan untuk pemakaian dan pemanggilan dalam program. Ketentuan penulisan identifier
a. Nama identifier harus dimulai dengan karakter huruf alfabet: a sampai z, A sampai Z atau karakter '_' (underscore - garis bawah)
b. Karakter berikutnya boleh karakter numerik (0 .. 9) atau kombinasi alphanumerik (huruf-numerik).
c. Panjang nama, pada berbagai versi Pascal umumnya antara 32 - 63.
d. Tidak boleh menggunakan karakter istimewa: + - * / | \ = < > [ ] . , ; : ( ) ^ @ { } $ # ~ ! % & ` " ' dan ? Contoh penulisan:
Penulisan yang benar: X _PQR Beta Sudut_Alpha luasLingkaran
Penulisan yang salah: 3D sisi-Kanan B#

Jenis identifier
a. Identifier umum
 Merupakan identifier yang didefinisikan sendiri oleh pemrogram. Pemrogram mempunyai kebebasan untuk menentukan nama identifiernya, dengan syarat nama tersebut tidak sama dengan identifier standar dan reserved word yang akan dibahas lebih lanjut. Hal ini untuk mencegah kesalahan yang bisa timbul akibat tumpang tindih identifier dalam program.
b. Identifier Standar (Baku)
Merupakan identifier yang didefinisikan oleh pembuat kompiler Pascal. Biasanya pembuat kompiler menyediakan suatu library yang sudah ada didalam kompiler. Library berisi berbagai procedure, fungsi atau unit yang sudah siap pakai. Misalnya Turbo Pascal Windows 1.5 memiliki suatu unit untuk memproses output yaitu wincrt, gotoxy, yang dengan mudah bisa dipakai oleh programmer di dalam menuliskan kode-kode programnya. Dinamai Identifier Standar karena suatu kompiler tidak harus memilikinya, masing-masing kompiler dimungkinkan mempunyai identifier yang berbeda untuk suatu tugas yang hampir sama. Misalnya Turbo Pascal versi DOS menggunakan crt untuk melakukan fungsi yang sama dengan wincrt (TPW 1.5). Beberapa Identifier Standar yang dimiliki oleh kompiler-kompiler Pascal antara lain:

abs arctan boolean char cos dispose eof eoln exp false input integer ln maxint new odd ord output pack page pred read readln real reset rewrite round sin sqr sqrt succ text true trunc write writeln
c. Identifier "reserved word", yaitu yang sudah didefinisikan dan digunakan oleh bahasa PASCAL sendiri (Kita tidak bisa menamai identifier kita dengan ini).

and array begin case const div do downto else end file for forward function goto if in label mod nil not of or packed procedure program record repeat set then to type until var while with
Deklarasi Variable:
Mendeklarasikan varibel adalah:
a. Memberikan nama variabel sebagai identitas pengenal
b. Menentukan tipe data variabel
Contoh deklarasi variabel:

var K : integer;
R : real;
C : char;
T : boolean;
Beberapa identifier yang sejenis bisa dideklarasikan bersamaan.

var i, j, k : integer;{Variabel i, j dan k sebagai integer}
namaMHS, alamatMHS : char; {Nama dan alamat mahasiswa }
Deklarasi Konstanta:
Mendeklarasikan konstanta adalah:
a. Memberikan nama konstanta sebagai identitas pengenal
b. Menentukan nilai konstanta
Contoh deklarasi konstanta:

const MaximumSize = 100; {integer }
ExitCommand = 'Q'; {char }
Tipe Data

Tipe data yang disediakan oleh PASCAL meliputi:
1. Tipe Data Sederhana
merupakan tipe data dasar yang sering dipakai oleh program, meliputi: integer (bilangan bulat), real (bilangan pecahan), char (alphanumerik dan tanda baca), dan boolean (logika). Untuk data integer dan real masing-masing terbagi menjadi beberapa kategori
a. Bilangan Integer
merupakan tipe data berupa bilangan bulat, terbagi atas beberapa kategori seperti terlihat dalam tabel 1. tabel 1 menunjukkan jenis data, ukuran dalam memori dan rentang nilainya.

tabel 1. Tipe Data Bilangan Integer
Tipe Data              Ukuran Tempat   Rentang Nilai
 Byte      1 byte     0 s/d +255
Shortint                  1 byte     -28 s/d +127
 integer   2 bytes   -32768 s/d 32767
Word      2 bytes   0 s/d 65535
Longint                  4 bytes   2147483648 s/d 2147483647

Contoh bilangan integer adalah: 34 6458 -90 0 1112 Penggolongan tipe data integer tersebut dimaksudkan untuk membatasi alokasi memori yang dibutuhkan misalkan untuk suatu perhitungan dari suatu variabel bilangan diperkirakan nilai maksimumnya 32767 kita cukup mendeklarasikan variabel bilangan sebagai integer (2 byte), daripada sebagai longint(4 byte). Di dalam kompilernya, Pascal menyediakan konstanta untuk bilangan Integer yaitu: MaxInt and MaxLongInt, pemrogram bisa menggunakannya di dalam programnya tanpa harus terlebih dahulu mendefinisikannya.
-MaxInt bernilai 32.767
-MaxLongint bernilai 2.147.483.647.
contoh:

Program display_maxint;
uses wincrt;
begin writeln (maxint)
end.

Hasilnya: 32.767

b. Bilangan Real
Bilangan real atau nyata merupakan jenis bilangan pecahan, dapat dituliskan secara biasa atau model scientific . Contoh bilangan real: 34.265 -3.55 0.0 35.997E+11, dimana E merupakan simbol perpangkatan 10. Jadi 452.13 mempunyai nilai sama dengan 4.5213e2. Penggolongan tipe data bilangan real dapat dilihat pada tabel 2.
tabel 2. Bilangan Real
Tipe Data              Ukuran Tempat   Rentang Nilai
real         6 bytes   2.9 x 10-39 s/d 1.7 x1038
single      4 bytes   1.5 x 1045 s/d 3.4 x 1038 
double    8 bytes   5.0 x 10-324 s/d 1.7 x 10308
extended               10 bytes                 3.4 x 10-4932 s/d 1.1 x 104932
comp      8 bytes   -9.2x 1018 s/d 9.2x 1018


c. Char
tipe data ini menyimpan karakter yang diketikkan dari keyboard, memiliki 266 macam yang terdapat dalam tabel ASCII (American Standard Code for Information Interchange). Contoh: 'a' 'B' '+', dsb. Yang perlu diingat bahwa dalam menuliskannya harus dengan memakai tanda kutip tunggal. Jenis data ini memerlukan alokasi memori sebesar 1(satu) byte untuk masing-masing data.

d. Tipe Data Boolean
merupakan tipe data logika, yang berisi dua kemungkinan nilai: TRUE (benar) atau FALSE (salah). Turbo Pascal for Windows memiliki tiga macam jenis ini yaitu: Boolean, WordBool, dan LongBool. Tipe boolean memakai memori paling kecil, sedangkan WordBool dan LongBool dipakai untuk menulis program yang sesuai dengan lingkungan Windows.

Tabel 2. Tipe Data Boolean
Tipe Data              Ukuran Tempat
Boolean                 1 byte
WordBool             2 byte
Longbool               3 byte
Sebagai bilangan ordinal boolean true mempunyai nilai 1(satu), sedangkan false nilainya adalah 0(nol).
Contoh:

Program display_bool;
uses wincrt;
begin writeln(ord(true));
writeln(ord(false));
end.

Hasilnya: 1 0 3.2.



Tipe Data Terstruktur
tipe ini terdiri atas : array, record, set, dan file. String adalah tipe data jenis array, tetapi karena string memiliki kekhasan tersendiri sebagai array dari karakter maka penulis perlu memberikan penjelasan tersendiri. Sedangkan untuk array, record, dan file perlu dijelaskan dalam bab yang lain karena agak banyak hal-hal yang perlu dibahas.

a. Tipe Data String String
merupakan suatu data yang menyimpan array (larik), sebagai contoh 'ABCDEF' merupakan sebuah konstanta string yang berisikan 6 byte karakter. Ukuran Tempat untuk tipe data ini adalah 2 s/d 256 byte, dengan jumlah elemen 1 s/d 255. String dideklarasikan dengan string [ konstanta ] atau string. Bila ukuran string tidak didefinisikan maka akan banyak memakan ruang, karena ukuran string menyesuaikan dengan defaultnya. Misalkan
var kata: string [20]; atau var kata: string; karena string merupakan array dari karakter. Maka kata[1] merupakan karakter pertama dari string, kemudian kata[2], merupakan elemen kedua, dst.
Contoh:

Program hal_string;
Uses wincrt;
var s : string;
begin s:='Hello';
writeln(s);
writeln('panjang dari string adalah: ',ord(s[0]));
end.

Karakter nol merupakan karakter yang menyatakan panjang string. Sehingga ord(s[0]) menyatakan panjang dari string tersebut. Panjang string juga bisa dinyatakan sebagai length(s).
 routines pada Pascal untuk manipulasi string :
-Length : menghasilkan panjang string.
Syntax : length(s)
Contoh : n:=length(s);
Misal s:='pemrograman'; n akan sama dengan 11.
-Copy : mengkopi suatu ekstrak karakter dari sebuah string.
 Syntax : copy(s,dari,banyaknya)
Contoh : st:=copy(s,5,3); mengekstrak 3 karakter dari s, dimulai dari karakter kelima.
Misal s:='Who are you ?'; st adalah 'are'.
catatan: bila indek lebih bear dari panjang string maka hasilnya akan kosong:
Contoh : st:=copy(s,15,4); { kosong} jika banyaknya string yang akan diekstrak lebih besar dari s, maka hasilnya adalah bagian yang tersisa dari string.
Contoh : st:=copy(s,9,10); st hasilnya adalah 'you ?'
-Pos : menghasilkan posisi dari suatu substring dari suatu string.
Syntax : Pos(substr,s)
Contoh : n:=pos('are','Who are you ?'); { n:=5; }
Jika substring tidak ditemukan, maka hasilnya 0.
-Val : mengkonversi string ke numerik.
Syntax : val(strvar,numvar,errorcode)
strvar adalah variabel string yang akan dikonversi, numvar variabel numerik ( bisa integer atau real, dan errorcode adalah variabel integer yang menyimpan error code (kode kesalahan). Jika errorcode adalah 0, konversi berhasil. Sebaliknya, hal ini akan menunjukan posisi dimana pada strvar yang menyebabkan kegagalan.
Contoh :

program konversiangka;
uses wincrt;
var s : string;
e : integer; r : real;
begin
write('masukkan angka : ');
readln(s);
val(s,r,e);
if e<>0 then writeln('salah pada posisi : ',e)
else writeln('itu adalah : ',r:4:3);
end.

-Str : mengkonversi numerik ke string.
Syntax : str(numvar,strvar)
Contoh :

program konversiangka_1;
uses wincrt;
var s : string;
i : integer;
 begin
write('masukkan angka: ');
readln(i);
str(i,s);
writeln('itu adalah: ',s);
end.

-Concat : Menggabungkan dua atau lebih string.
Syntax : concat(s1,s2,...,sn)
Contoh : st:=concat(s1,s2); Jikas1='ABC' dan s2='DEF',
st akan menjadi 'ABCDEF' st:=concat('Borland ','Pascal ','ver. ','7.0'); akan menjadi 'Borland Pascal ver. 7.0'
-Insert : Menyisipkan suatu string ke dalam string yang lain.
Syntax : insert(asal,target,indek)

Contoh :


program sisip ;
uses wincrt;
var s1, s2 : string;
begin
s1:='tidak ';
s2:='saya bekerja';
insert(s1,s2,6);
writeln(s2); {saya tidak bekerja }
end.

Jika hasilnya lebih dari 255 maka akan terpotong menjadi 255.
-Delete : menghapus n karakter dari string s berawal dari indek i.
Syntax : delete(s,i,n);
Contoh :

program hapus;
uses wincrt;
var s : string;
begin
s:='saya seorang insinyur';
delete(s,6,3);
writeln(s); { 'saya sang insinyur'}
end.

 -Fillchar : mengisi string s dengan karakter c sampai s sama dengan n-1 panjang karakternya.
Syntax : fillchar(s,n,c); Hati-hati : s[0] akan tertumpuki, jangan lupa menambahkan s[0]:=chr(n-1); untuk menormalkannnya.
Contoh :

program isikarakter;
uses wincrt;
var s : string;
begin
fillchar(s,51,'=');
s[0]:=chr(50);
end.

b. Tipe Data Set
Sebuah set merupakan suatu himpunan yang berisi nilai (anggota). set merupakan Tipe data yang khusus untuk Pascal. Set dalam pemrograman sangat mirip dengan himpunan dalam ilmu matematika,
contoh: A = { 1, 2, 3, 4, 5 }
Syntax: set of contoh:
type Digits = set of 0..9;
Letters = set of 'A'..'Z';
type Day = (Sun, Mon, Tue, Wed, Thu, Fri, Sat);
CharSet = set of Char;
Digits = set of 0..9;
Days = set of Day;
const EvenDigits: Digits = [0, 2, 4, 6, 8];
Vowels: Letters = ['A', 'E', 'I', 'O', 'U', 'Y'];
Kita tidak bisa menulis atau membaca isi dari set, tetapi kita bisa melakukan operasi yang lain dengan data yang ada pada set (mis. relasional).
Contoh:

Program contoh_set;
Uses wincrt;
type hari = (ahad, sen, sel, rab, kam,jum, Sab);
var semua_hari : set of hari;
hari_kerja : set of sen .. jum;
hari_ini : hari;
begin
hari_ini:=sen;
if hari_ini in hari_kerja then
writeln('HARI INI HARI KERJA')
else
writeln('HARI LIBUR');
end.

Salah satu manfaat dari penggunaan tipe data set adalah untuk mengecek apakah suatu nilai muncul dalam suatu range tertentu. Misalnya, untuk mementukan apakah suatu karakter berupa lower case letter (huruf kecil), mis. Ch adalah tipe Char, kita bisa menulis,

if (Ch >= 'a') and (Ch <= 'z') then Writeln( Ch,' merupakan huruf kecil.');

atau, dengan notasi set, kita bisa menulis ,

if Ch in ['a'..'z'] then Writeln( Ch,' merupakan huruf kecil.');

-Tipe Data Pointer
pointer merupakan variabel khusus yang berisi suatu address (alamat) di lokasi lain didalam memory. Suatu variabel yang points(menunjuk) ke sesuatu sehingga disebut pointer. Ada dua macam pointer:
-typed(tertentu): merupakan pointer yang menunjuk pada tipe data tertentu pada variable.
-generic(umum): merupakan pointer yang tidak menunjuk pada tipe data tertentu pada variable.
Contoh deklarasi pointer:

var p : ^integer;

Contoh di atas merupakan deklarasi variabel p sebagai pointer dari integer. Dengan menambahkan tanda caret (^) di depan nama tipe data variabel yang dideklarasikan:
contoh :

program contoh_pointer1;
uses wincrt;
var p : ^integer;
m, n : integer;
begin
m:=10;
n:=15;
p:=@m; { p sekarang menunjuk ke m }
p^:=12; { hal ini sama dengan m:=12; }
p:=@n; { p sekarang menunjuk ke n }
p^=m; { { hal ini sama dengan n:=m; }
writeln('m = ',m,', n = ',n); { m = 12, n = 12 }
end.

Ketika p menunjuk ke m ( p:=@m;), mengakses p^ sama dengan mengakses m. Dalam membuat program, dalam penggunaan pointer kita memerlukan alokasi memori tertentu: Ketika kita mendeklarasikan variabel pointer dalam "var" sehingga merupakan suatu static variable, yang mana Static variable ini dibatasi oleh kapasitas 64KB untuk tiap module. Yang berarti dalam program utama kita hanya bisa menggunakan hanya 64KB dan tiap unit Pascal hanya bisa memakai 64KB. Sehingga kita perlu memecahkan program kebeberapa unit. Salah satu teknik yang dipakai untuk mengatasi persoalan ini adalah seperti program berikut.

Program contoh_pointer2;
uses wincrt;
Type Pemployee = ^Temployee;
Temployee = record Name : string[10];
  Position : char;
  Salary : longint;
end;
var p : pemployee;
begin
new(p);
p^.name:='Saddam';
p^.position:='S';
p^.salary:=3000;
writeln(p^.name,' ',p^.position,' ',p^.salary);
dispose(p);
end.

Pada blok begin...end blok, kita bisa melihat meskipun p tidak menunjuk pada suatu variable tetapi dapat diisi dengan nilai. Pernyataan new(p); tidak memerlukan alokasi memori. Setelah itu kita bisa melakukan apapun pada variabel tersebut sampai kita membuangnya dari memori dengan memakai perintah dispose(p);. Variable dengan cara ini dinamakan dengan dynamic variable.
Generic Pointer adalah pointer tanpa tipe data tertentu. Biasanya, pointer berkaitan dengan tipe data khusus, sedangkan generic pointer tidak.
Deklarasi:

Var P : pointer;

Dipergunakan sebagai buffer sementara (tidak permanen). Sehingga kita bisa melepasnya untuk suatu saat tidak diperlukan. Untuk itu pointer sangat bagus karena sifatnya yang dinamis. Tetapi, generic pointer tidak sama dengan typed pointer. Typed pointer menggunakan "new" untuk menampung memori dan "dispose" untuk melepasnya.  Generic pointer menggunakan "getmem" untuk mendapatkan memori dan "freemem" untuk melepasnya. Pada pointer dengan tipe tertentu, program Pascal mengetahui ukuran dari memori yang harus dilaokasikan, sedangkan tipe umum (generic pointer) Pascal tidak bisa, karena Pascal tidak mengetahui variabel apa yang akan dipakai. Sehingga dengan getmem kita perlu untuk menentukan berapa besar memori yang akan kita alokasikan. Ukuran terbesar adalah 65532 bytes (hampir 64K).

Program contoh_pointer2;
uses wincrt;
Var P : pointer;
Begin
Getmem(p,8192); { Reserve 8192 bytes }{ We use it then }
freemem(p,8192); { Release it, 8192 bytes }
end.
4. Operator
Beberapa operator yang disediakan oleh PASCAL:
1. Aritmatika
2. Boolean
3. Relasional
4. Set

Tabel 2. Operator Aritmatika PASCAL
Operator                Operasi Tipe Operand       Tipe Hasil Operasi
+              Penjumlahan        Integer, real           Integer, real
-               Pengurangan        Integer, real           Integer, real
*              Perkalian               Integer, real           Integer, real
/               Pembagian            Integer, real           Integer, real
div           Pembagian           integer, integer      integer
mod        Sisa pembagian   integer, integer      integer
   Contoh :
9 + 2 (hasil: 11)
9 - 2 (hasil: 7)
9 * 2 (hasil: 18) 9 / 2 (hasil: 4.5)
9 div 2 (hasil: 4)
9 mod 2 (hasil: 1)

Tabel 3. Operator Boolean PASCAL
Operator                Operasi Tipe Operand       Tipe Hasil Operasi
not          negasi     boolean                 boolean
and         logika ‘and’          boolean                 boolean
or            logika ‘or’              boolean                 boolean
xor          logika ‘xor’           boolean                 boolean


Contoh: A dan B suatu variabel boolean
A             not (A)
TRUE     FALSE
FALSE   TRUE


A             B             A and B                 A or B    A xor B
TRUE     TRUE     TRUE     TRUE     FALSE
TRUE     FALSE   FALSE   TRUE     TRUE
FALSE   TRUE     FALSE   TRUE     TRUE
FALSE   FALSE   FALSE   FALSE   FALSE


Tabel 3. Operator Relasional

Operator                Operasi Tipe Operand       Tipe Hasil Operasi
=              Sama dengan        tipe sederhana, string, pointer dan set            boolean
<>           Tidak sama dengan             tipe sederhana, string, pointer dan set            boolean
<              Lebih kecil dari    tipe sederhana, string          boolean
>              Lebih besar dari   tipe sederhana, string          boolean
<=           Lebih kecil atau =                tipe sederhana, string          boolean
>=           Lebih besar atau =              tipe sederhana, string          boolean


Contoh: Misal suatu variable A:=9 dan B:=2,
maka: A = B (hasil: FALSE);
 A <= B (hasil: FALSE) A <> B (hasil: TRUE);
A >= B (hasil: TRUE)
A < B (hasil: FALSE)
A > B (hasil: TRUE)

4. Operasi pada Set
a. Operasi Relasional pada Set
Ada empat perbandingan relasional yang diperkenankan pada set.
Tabel 4. Operator Relasional pada set
Operator                Operasi Tipe Operand       Tipe Hasil Operasi
=              Sama dengan       Set, set   boolean
<>           Tidak sama dengan            Set, set   boolean
<=           Lebih kecil atau =                Set, set   boolean
>=           Lebih besar atau =              Set, set   boolean

Misal A dan B adalah merupakan dua buah set. A = B : mempunyai hasil True jika A dan B memiliki anggota-anggota yang sama.
Contoh: [Sun, Tue, Fri] = [Tue, Fri, Sun].
A <> B: mempunyai hasil True jika A dan B memiliki anggota-anggota yang tidak sama.
A <= B : menunjukkan bahwa A adalah subset dari B.
Contoh: Jika A berisi [Sun, Mon, Tue] dan B berisi [Sun, Mon, Tue, Wed, Thu], maka A adalah merupakan subset dari B dan ekspresi menghasilkan nilai True.
A >= B : menunjukkan bahwa A adalah superset dari B.
Contoh: Jika A berisi [Sun..Sat] dan B berisi [Mon..Fri], maka A adalah merupakan superset dari B dan ekspresi menghasilkan nilai True.

b. Operasi Logika pada Set
Ada tiga operasi logika pada set.
Tabel 5. Operator Logika pada set
Operator                Operasi Tipe Operand       Tipe Hasil Operasi
+              Union     Set          Set
-               Difference             Set          Set
*              Intersection           Set          Set

Misal:
+ atau Union: [Sun, Mon, Tue, Wed] + [Mon, Thu, Fri] menghasilkan [Sun, Mon, Tue, Wed, Thu, Fri].
- atau Difference: [Sun, Mon, Tue, Wed] - [Mon, Tue, Fri] menghasilkan [Sun, Tue, Wed], yang merupakan anggota adari set pertama yang bukan anggota set yang kedua.
* atau Intersection: [Sun, Mon, Tue, Wed] * [Mon, Tue, Fri] menghasilkan [Mon,Tue], yang merupakan anggota kedua set.

5. Ekspresi Merupakan kombinasi antara operator dan operand. Ekspresi matematik yang terjadi dalam dunia nyata diterjemahkan kedalam bahasa Pascal dengan sedikit perubahan tanda.
Contoh:

Ekspresi matematika          Ekspresi PASCAL
• a + b    • a + b
• x ( y + z )             • x * ( y + z )
• b2 - 4ac               • b * b - 4*a*c

Contoh: Bila dideklarasikan var i, j: integer; maka, i + j adalah ekspresi aritmatik (menghasilkan suatu bilangan integer) i < j adalah ekspresi boolean (menghasilkan logika TRUE atau FALSE)

6. Fungsi Matematik Standar dalam PASCAL
Tabel 6. Beberapa fungsi matematik standar yang disediakan oleh PASCAL
Nama Fungsi        Deskripsi                Tipe Argumen      Tipe Hasil Operasi
abs          absolute value       real/integer           real/integer
arctan    arctan (radian)     Real/integer          real
cos          cosine (radian)      real/integer           real
sin           sin (radian)            real/integer            real
exp         fungsi Perpangkatan e        real/integer            real
 ln            ln             real/integer            real
round     Pembulatan terdekat          real         integer
sqr           kuadrat real/integer            real/integer
sqrt         Akar kuadrat        real/integer            real
trunc       Pembulatan ke bawah       real/integer            integer
  Contoh :
Abs(-11) (hasil: 11)
Round(10.6) (hasil: 11)
Trunc(10.6) (hasil: 10)
Sqrt(4) (hasil: 2)
Sqr(4) (hasil: 16)
Untuk fungsi trigonometri:
x = sin phi menjadi x:=sin (3.1416);


PERINTAH INPUT - OUTPUT
1. Assignment
Komputer bisa mengolah dan menampilkan sesuatu yang ada di dalam memori. Merupakan cara tersederhana untuk "menempatkan" (assign) data ke memori.
Contoh:

program luas_PersegiPanjan_00; {Program untuk menghitung luas bangun empat persegi panjang} uses wincrt;
var panjangPSP, lebarPSP, luasPSP : integer;
{Mendeklarasikan variable panjang, lebar dan luas persegi panjang sebagai integer}
BEGIN {Program MULAI}
panjangPSP := 25;
lebarPSP := 20;
luasPSP := panjangPSP * lebarPSP;
END. {Program SELESAI}

2. Perintah Input (read atau readln)
Perintah digunakan untuk membaca data dari default input - keyboard.

 SYNTAX read(x); atau readln(x);

Contoh:

program luas_PersegiPanjang_00;
{ Program untuk menghitung luas bangun empat persegi panjang. }
uses wincrt;
var panjangPSP, lebarPSP, luasPSP :integer;
{ Mendeklarasikan variable panjang, lebar dan luas persegi panjang sebagai integer. }
BEGIN { Program MULAI }
{Membaca dari data panjang dan lebar persegi panjang, default input unit dan default format tanpa ganti baris}
read(panjangPSP);
readln(lebarPSP);(pengisian variabel pertama dan kedua dipisahkan dengan spasi) luasPSP:=panjangPSP*lebarPSP;{Menghitung luas persegi panjang}
END. { Program SELESAI }

Perintah read atau readln dapat digunakan untuk membaca data lebih dari satu sekaligus dengan berbagai format.
Contoh:

program bacaCampuran; { Membaca data sekaligus menggunakan perintah read }
uses wincrt;
var nimMHS : character;
umurMHS : integer;
statusMHS: boolean;
BEGIN
readln(nimMHS,umurMHS,statusMHS);
{setelah mengisi semua variabel , harus diikuti dengan Enter}
END.

3. Perintah Output (write atau writeln )
Perintah digunakan untuk menyajikan data ke default output - key-board.

SYNTAX Write(x); atau writeln(x);

Contoh: write('TES'); Perintah ini akan menampilkan teks string TES ke layar monitor pada posisi kursor sebelum perintah write dilaksanakan. Setelah menyajikan ke layar, kursor pindah ke ujung teks TES pada baris yang sama. writeln('TES'); Perintah ini akan menampilkan teks TES ke layar monitor pada posisi kursor sebelum perintah write dilaksanakan. Setelah menyajikan ke layar, kursor pindah ke awal baris berikutnya.

program luas_PersegiPanjan_01;
{Program untuk menghitung luas bangun empat persegi panjang. input dibaca dari keyboard dan output ditampilkan ke layar monitor }
uses wincrt;
var panjangPSP, lebarPSP, luasPSP : integer;
{ Mendeklarasikan variable panjang, lebar dan luas persegi panjang sebagai integer. }
BEGIN { Program MULAI }
{ Membaca dari data panjang dan lebar persegi panjang; default input unit dan default format dengan memberikan pentunjuk ke pemakai tanpa ganti baris. Setelah membaca data kursor pindah ke baris baru. }
write('Panjang = '); readln(panjangPSP);
write('Leabar = '); readln(lebarPSP); { Menghitung luas persegi panjang. }
luasPSP := panjangPSP * lebarPSP;
{ Menyajikan hasil hitungan luas persegi panjang ke unit default output dan default format.Setelah menyajikan kursor pindah ke baris baru. }
writeln('Luas = ', luasPSP);
END. { Program SELESAI }

Catatan: Argumen perintah writeln boleh berupa ekspresi.
Contoh perintah penyajian writeln('Luas = ', luasPSP); bisa dikerjakan dengan perintah:
writeln('Luas = ', panjangPSP * lebarPSP);

4. Format Penyajian Data
a. Format Penyajian Tipe Data Integer dan String
Perintah digunakan untuk menyajikan data ke unit default output - monitor dengan user-defined format.

 SYNTAX Write(A:n); atau writeln(B:n);

A, B = ekspresi yang akan disajikan nilainya n = maksimum tempat yang disediakan, n harus lebih besar dari banyak karakter atau digit yang terkandung di dalam A. Sajian format ini mengatur tampilan rata kanan (right justified) Contoh: Bila N adalah bilangan bulat bernilai 5, maka:
Perintah: Ditampilkan di monitor:

writeln(N:5);
_ _ _ _ 5
writeln(N*10:5);
_ _ _ _50
writeln(N*100:5);
_ _ __500

b. Format Penyajian Tipe Data Real
Perintah digunakan untuk menyajikan data ke unit default output - monitor dengan user-defined format.

SYNTAX Write(R:n:d); atau writeln(E);

R, E = ekspresi yang akan disajikan nilainya n = maksimum tempat yang disediakan untuk angka termasuk tanda titik sebagai tanda pemisah desimal. d = maksimum tempat yang disediakan untuk angka desimal. Sajian format ini mengatur tampilan rata kanan (right justified)
Contoh: Bila R = 123.45 dan S = 12.355, maka:
Perintah:                                       Ditampilkan di monitor:
writeln(R:6:2);                               123.45
writeln(S:6:2);                                 12.35
Bilangan dengan tipe real bila ditampilkan menggunakan default format akan disajikan menggunakan format floating point. Untuk contoh nilai R dan S di atas, default format sajiannya adalah: R 1.2345E2 S 1.2355E1
c. Perintah untuk menyajikan tampilan ke printer

 SYNTAX Write(LST,ABC ); atau writeln(LST,OPK);

d. Penempatan Kursor Layar
monitor komputer umumnya dibagi dalam 80 kolom dan 25 baris dengan kolom ke 1 dan baris ke 1 terletak di pojok kiri atas. Dalam lingkungan pemrograman yang beorientasi teks, pengaturan interaksi pengguna dengan komputer menggunakan tampilan-tampilan teks yang posisinya diatur dalam komposisi baris dan kolom.

 SYNTAX GotoXY(X,Y);

X menyatakan kolom dan Y menyatakan baris. Untuk PASCAL versi tertentu, masih dilengkapi dengan perintah penghapusan seluruh layar dan penghapusan dari posisi kursor hingga akhir baris.

SYNTAX ClrScr; dan CLrEOL;

Contoh:

program contohGOTO_XY; { Contoh penggunaan perintah gotoXY untuk pengaturan tampilan. } uses winCRT;
var panjangPSP, lebarPSP, luasPSP, kelilingPSP: real;
BEGIN
clrScr; { Membersihkan tampilan keseluruhan layar }
{Membuat tampilan untuk meminta masukan data mulai kolom ke 25 baris ke 10 layar} gotoXY(25,10); write('Masukkan data persegi panjang : ');
gotoXY(25,11); write('Panjang = '); read(panjangPSP);
gotoXY(25,12); write('Lebar = '); read(lebarPSP); {Melakukan operasi matematika} kelilingPSP := 2 * (panjangPSP + lebarPSP);
luasPSP := panjangPSP * lebarPSP;
{ Membuat tampilan untuk output mulai kolom ke 25 baris ke 14 layar. }
gotoXY(25,14); write('Keleling = ', kelilingPSP:8:2);
gotoXY(25,15); write('Luas = ', luasPSP:8:2);
END.


STRUKTUR KONTROL PROGRAM

1. Struktur Pengulangan
Secara alamiah, suatu proses bisa berupa proses berurutan dari awal hingga selesai, pilihan berdasarkan kondisi tertentu atau pengulangan bedasarkan batasan tertentu pula. PASCAL menyediakan beberapa konstruksi perintah untuk melakukan proses-proses itu, yaitu:

1. For ... to ... do
2. While ... do
3. Repeat ... until
4. goto

Beberapa kemungkinan proses pengulangan adalah jumlah pengulangan sudah tertentu atau ditentukan dalam program atau jumlah pengulangan tidak tentu tergantung banyak data yang harus diproses atau kenginan pemakai.

a. Struktur FOR < KONDISI > DO

Digunakan bila jumlah pengulangan sudah diketahui atau sudah tertentu.

for variabel:= <awal> to <akhir> do
begin
:
:
pernyataan
:
:
end;

Keterangan:
Variabel : merupakan nama variabel yang digunakan sebagai kendali pengulangan,
<awal> : menyatakan kondisi awal nilai variabel kendali pengulangan,
<akhir> : menyatakan kondisi akhir nilai variabel kendali pengulangan,
<perintah>: merupakan instruksi(-instruksi) yang perlu dilakukan.

Contoh: Misalkan i adalah suatu variabel dalam integer

For i:=1 to 5 do
begin
writeln(‘mari membuat program’);
end;

Akan Menghasilkan :

mari membuat program
mari membuat program
mari membuat program
mari membuat program
mari membuat program

sebanyak lima baris, kemudian berhenti. Apabila kita akan melakukan pengulangan secara ‘cacah mundur’ kita bisa memakai kata kunci ‘downto’

SYNTAX for variabel:= <awal> downto <akhir> do

begin
:
:
perintah;
:
:
end;

Contoh: Misalkan i adalah suatu variabel dalam integer

For i:=5 downto 1 do
begin
writeln(‘mari membuat program’);
end;

Akan Menghasilkan :

mari membuat program
mari membuat program
mari membuat program
mari membuat program
mari membuat program

Contoh:

Setiap akhir minggu Melly, seorang mahasiswa yang mendapatkan kiriman biaya hidup bulanan dengan jumlah agak pas-pasan, selalu mencatat pengeluarannya per-minggu di luar sewa kamar selama satu bulan. Di akhir bulan ia menghitung total pengeluarannya selama sebulan dan menghitung rerata pengeluarannya per minggu selama bulan itu. Bila sebulan dianggap 4 minggu, buat program komputer untuk menghitung pengeluaran Tertib seperti itu.

Minggu ke             Pengeluaran (Rp.)
1              170.000
2              175.000
3              175.000
4              180.000

Penyelesaian:
1. Rumus penyelesaian:
rerataOHM = SUM( ongkosHPM[i] )/m; i = 1 .. m, m = 4.
2. Algoritma:
2.1 Kosongkan variabel penjumlah (accumulator) jumlahOHB - total ongkos hidup perbulan.
2.2 Baca data ongkosHPM - ongkos hidup minggu ke i.
2.3 Tambahkan ongkosHPM ke jumlahOHB, jumlahOHB = jumlahOHB + ongkosHPM.
2.4 Ulangi 2.2 dan 2.3 hingga 4 kali.
2.5 rerataOHM = jumlahOHB / 4.

program hitung_rerataOHB;
uses winCRT;
var ongkosHPM, jumlahOHB, rerataOHM : real;
i, m : integer;
begin
jumlahOHB := 0.0; { Nilai awal penjumlah }
m := 4; { Jumlah minggu dalam sebulan dianggap 4 }
for i := 1 to m do
begin
write('Data minggu ke : ', i,' : ');
readln(ongkosHPM);
jumlahOHB := jumlahOHB + ongkosHPM;
end;
rerataOHM := jumlahOHB/m;
writeln('Total ongkos hidup per bulan = Rp ',jumlahOHB:7:2);
writeln('Rerata ongkos hidup per minggu =Rp ',rerataOHM:7:2);
end.

Latihan: kembangkan program ini hingga bisa mencatat pengeluaran maksimum dan minimum serta minggu pengeluarannya.
Proses pengulangan juga boleh berada di dalam suatu kontrol proses pengulangan pula. Proses seperti ini disebut proses bersarang.


b. Struktur WHILE <Ekspresi Boolean> DO <Statement>
Perintah-perintah akan dilaksanakan apabila ekspresi boolean dalam keadan benar. Di dalam loop ada nilai yang mengontrol loop, yang nilainya harus berubah sehingga pada akhirnya program akan keluar dari loop.
Logika dari pengulangan ini adalah seperti di bawah ini:
                sedangkan sintax-nya adalah sebagai berikut:
SYNTAX

while <ekspresi boolean> do
begin
:
:
perintah;
:
:
end;

Contoh a. (modifikasi untuk contoh for... do):

program hitung_rerataOHB;
uses winCRT;
var ongkosHPM, jumlahOHB, rerataOHM : real;
i, m : integer;
begin
jumlahOHB := 0.0;
m := 4;
i:=1;
while i<= m do {ekspresi boolean yang akan dilaksanakan apabila i<4 sampai i=4}
begin
write('Data minggu ke : ', i,' : '); readln(ongkosHPM);
jumlahOHB := jumlahOHB + ongkosHPM;
i:=i+1; { kontrol dari loop}
end;
rerataOHM := jumlahOHB/m;
writeln('Total ongkos hidup per bulan = Rp ',jumlahOHB:7:2);
writeln('Rerata ongkos hidup per minggu =Rp ',rerataOHM:7:2);
end.

Contoh b.

program WHILE_DEMO ;
uses wincrt;
const PI = 3.14;
var XL, Frequency, Inductance : real;
begin
Inductance := 1.0;
Frequency := 100.00;
while Frequency < 1000.00 do
begin
XL := 2 * PI * Frequency * Inductance;
writeln('XL at ',Frequency,' hertz = ', XL);
Frequency := Frequency + 100.00
end
end.

c. Struktur REPEAT... UNTIL
Pernyataan repeat...until hampir sama dengan pernyataan while...do, tetapi dengan pernyataan repeat, akan terjadi paling tidak akan terjadi satu kali eksekusi statemen. Logika dari struktur ini adalah seperti berikut:
                sedangkan sintax-nya adalah sebagai berikut:

repeat
:
:
perintah;
:
:
until <ekspresi boolean>;


dalam hal ini, kita tidak perlu menggunakan begin...end karena pernyataan di antara repeat...until diperlakukan oleh PASCAL sebagai sebuah blok.
contoh:

program REPEAT_UNTIL_DEMO ;
uses wincrt;
const PI = 3.14;
var XL, Frequency, Inductance : real ;
begin
Inductance := 1.0;
Frequency := 100.00;
Repeat
XL := 2 * PI * Frequency * Inductance;
writeln('XL at ',Frequency,' hertz = ', XL );
Frequency := Frequency + 100.00 ;
until Frequency = 1000.00 ;
end.

4. Label dan Goto

Pernyataan goto mentransfer program ke lokasi lain yang dinyatakan dengan label, dimana <label> merupakan tipe integer dengn maksimum 4 digit. Label juga harus dideklarasikan seperti variabel lainnya.
Penulisan Goto:

goto <label>

Contoh goto:
goto 100;
Penulisan Label :

label <daftar label>

Contoh deklarasi Label: label 100, 200, 300;
penulisan pemakaian Label: SYNTAX < label >:

Contoh:
100:
Contoh.

program bisection; {program mencari akar persamaan metode setengah interval}
uses wincrt;
var e,x,x0,x1 : double;
m : integer;
function y(x:double): double;
begin
y := 1+5*x+10*x*x+10*x*x*x+5*x*x*x*x+x*x*x*x*x
end;
procedure bisect;
label 100, 200;
var y0,yy:double;
begin
m:=0;
100: y0:=y(x0);
x:=(x0+x1)/2; yy:=y(x);
m:=m+1;
if yy*y0=0 then goto 200;
if yy*y0<0 then x1:=x;
if yy*y0>0 then x0:=x;
if abs(x1-x0)>e then goto 100;
200: end;
begin {main program}
writeln;
writeln(' range awal (x0,x1):');
writeln;
write(' x0 = '); read(x0);
write(' x1 = '); read(x1);
writeln;
write(' nilai konvergensi: '); read(e);
bisect; {pemanggilan routine bisection }
writeln;
writeln(' nilai x = ',x);
writeln;
writeln(' nilai y = ',y(x));
writeln;
writeln(' jumlah iterasi: ',m);
writeln;
readkey; donewincrt
end.

2. Struktur Pemilihan
a. IF..THEN.. ELSE
Pernyataan IF biasanya diikuti dengan pernyataan ELSE, yang akan dikerjakan bila kondisi pernyataan IF menghasilkan kondisi FALSE.

 if <Ekspresi Boolean> then
begin
:
:
end;

Atau , jika dengan ELSE:

 if <Ekspresi Boolean> then
begin
:
:
end {perhatikan tanda semicolon ‘ ; ‘ dihilangkan}
else
begin
:
:
end;

Contoh

program IF_ELSE_DEMO;
uses wincrt;
var angka, tebakan : integer;
begin
number := 2;
writeln('Tebak angka antara 1 dan 10');
readln(tebakan);
if angka = tebakan then
writeln('Tebakan anda benar, Selamat!')
else
writeln('Maaf, Tebakan anda salah.')
end.

b. Nested IF (IF tersarang)
Pernyataan IF dapat dimasukkan kedalam pernyataan IF yang lain , dengan syarat kita tidak melupakan blok begin...end untuk membatasinya.

if <Ekspresi Boolean> then
begin
:
if <Ekspresi Boolean> then
begin
:
:
end
:
end
else

Contoh

Program IF_ELSE_DEMO_2;
uses wincrt;
var A, B, C : integer;
begin
writeln('Masukkan tiga angka dengan spasi');
readln( A, B, C );
if A >= B then
begin
if A >= C then writeln( A,' adalah terbesar')
else writeln( C,' adalah terbesar')
end
else
if B >= C then writeln( B,' adalah terbesar')
else writeln( C,' adalah terbesar')
end.

c. Kombinasi dari Ekspresi Boolean (AND, OR, dan NOT)



Kata kunci AND, OR dan NOT diperlukan apabila kita ingin mengeksekusi blok program yang memerlukan lebih dari satu kondisi.
c.1. Pernyataan AND

Pernyataan AND akan dieksekusi jika kedua kondisi dalam keadaan TRUE.

 if <Ekspresi Bool_1> and <Ekspresi Bool_2> then
begin
:
:
end

contoh:

program if_and;
uses wincrt;
var i, j : integer;
begin
write('Masukkan nilai i = '); readln(i);
write ('Masukkan nilai j = '); readln (j);
if (i>3) and (j>4) then
begin
writeln('Hal ini terjadi jika i>3 dan j>4');
end;
end.

c.2. Pernyataan OR
Pernyataan OR akan dieksekusi bila salah satu kondisi dalam keadaan TRUE,

if <Ekspresi Bool_1> or <Ekspresi Bool_2> then
begin
:
:
end

Contoh

program if_OR;
uses wincrt;
var i, j: integer;
begin
write('Masukkan nilai i = '); readln(i);
write ('Masukkan nilai j = '); readln (j);
if (i>3) or (j>4) then
begin
writeln('Yeah !!');
end;
end.

c.3. Pernyataan NOT
NOT menggantikan TRUE ke FALSE dan sebaliknya (vice versa)

if not <Ekspresi Boolean> then
begin
:
:
end

Contoh

program if_NOT;
uses wincrt;
var i: integer;
begin
write('Masukkan nilai i = '); readln(i);
if not(i>3) then
begin
writeln('Yeah !!');
end;
end.


d. CASE ... OF
Pernyataan CASE dipergunakan apabila kita menulis program yang memerlukan banyak pernyataan IF...THEN...ELSE, sehingga program akan tampak lebih jelas untuk dibaca.

CASE variable OF
:
perintah;
:
end

atau


CASE variable OF
:
perintah;
:
else
perintah;
end

Contoh a.

if operator = '*' then result := number1 * number2
else if operator = '/' then result := number1 / number2
else if operator = '+' then result := number1 + number2
else if operator = '-' b result := number1 - number2
else invalid_operator = 1;

digantikan dengan CASE :

case operator of
'*' : result:= number1 * number2;
'/' : result:= number1 / number2;
'+' : result:= number1 + number2;
'-' : result:= number1 - number2;
else invalid_operator := 1
end;

Contoh b.
Ganti program dibawah ini dengan pernyataan IF ELSE dengan CASE

program SARANG;
uses wincrt;
var invalid_operator : boolean;
operator : char;
number1, number2, result : real;
begin
invalid_operator := FALSE;
writeln('Enter two numbers and an operator in the format');
writeln(' number1 operator number2');
readln(number1); readln(operator); readln(number2);
if operator = '*' then result := number1 * number2
else if operator = '/' then result := number1 / number2
else if operator = '+' then result := number1 + number2
else if operator = '-' then result := number1 - number2
else invalid_operator := TRUE;
if invalid_operator then
writeln('Invalid operator')
else
writeln(number1:4:2,' ',operator,' ',number2:4:2,' is ' ,result:5:2)
end.


Jawab:

program PROG_TWELVE ;
var invalid_operator : boolean;
operator : char;
number1, number2, result : real;
begin
invalid_operator := FALSE;
writeln('Enter two numbers and an operator in the format');
writeln(' number1 operator number2');
readln(number1); readln(operator); readln(number2);
case operator of
'*': result := number1 * number2;
'/': result := number1 / number2;
'+': result := number1 + number2;
'-': result := number1 - number2;
else invalid_operator := TRUE
end;
if invalid_operator then
writeln('Invalid operator')
else
writeln(number1:4:2,' ',operator,' ',number2:4:2,' is ' ,result:5:2)
end.


SUB PROGRAM

1. Pemrograman Modular
Modular programming adalah merupakan suatu teknik untuk menulis program yang berukuran besar. Program dibagi menjadi beberapa bagian kecil. Tiap bagian disebut module, yang melakukan suatu tugas tertentu.
Contoh :
• Menampilkan menu pilihan
• Menghitung nilai rata-rata
• Mensortir data

Pascal mengenal module sebagai:
1. PROCEDURE (terbagi menjadi dua)
a) Procedure Sederhana tidak menerima argumen (nilai atau data) ketika dieksekusi.
b) Procedure Kompleks menerima nilai yang diproses ketika dieksekusi.
2. FUNCTION : Function, ketika dieksekusi menghasilkan suatu nilai.

Procedure mendukung desain program terstruktur, dengan membolehkan membuat module secara terpisah.
a. Procedure Sederhana
Procedure sederhana dipakai untuk menampilkan pilihan menu, dsb. procedure (module) tersebut terdiri atas beberapa pernyataan (statements), yang dikelompokkan dengan kata kunci begin dan end . Setiap procedure mempunyai nama. Seperti contoh berikut:
SYNTAX

PROCEDURE NAMA;
begin
:
pernyataan
:
end;

Contoh a.

PROCEDURE DISPLAY_MENU;
begin
writeln('Pilihan Menu');
writeln(' 1: Edit file teks');
writeln(' 2: buka file teks ');
writeln(' 3: Simpan file teks);
writeln(' 4: Kopi file teks’);
writeln(' 5: Cetak file teks’)
end;

contoh berikut adalah program untuk menampilkan menu:
Contoh b.

program PROC1 ;
uses wincrt;
PROCEDURE DISPLAY_MENU;
begin
writeln('Pilihan Menu');
writeln(' 1: Edit file teks');
writeln(' 2: buka file teks ');
writeln(' 3: Simpan file teks);
writeln(' 4: Kopi file teks’);
writeln(' 5: Cetak file teks’)
end;
end;
begin
writeln('memanggil prosedur');
DISPLAY_MENU;
writeln('kembali dari prosedur')
end.

Contoh c.

program SIMPLE_PROCEDURE;
uses wincrt;
var waktu, jarak, kecepatan : real;
procedure tampilan_judul;
begin
writeln('Menghitung jarak tempuh berdasar pada');
writeln('dua variabel yaitu: kecepatan dan waktu');
end;
procedure masukkan_data;
begin
write('Masukkan kecepatan dalam km/jam: ');
readln(kecepatan);
write('Masukkan waktu dalam jam : ‘);
readln(time)
end;
procedure hitung_jarak;
begin
jarak:= kecepatan *waktu
end;
procedure tampilkan_hasil;
begin
writeln('jarak yang ditempuh adalah ',jarak:5:2,' km.')
end;
begin {program utama}
tampilan_judul;
masukkan_data;
hitung_jarak;
tampilkan_hasil
end.


Output program:


Menghitung jarak tempuh berdasar pada
dua variabel yaitu: kecepatan dan waktu
Masukkan kecepatan dalam km/jam: 30
Masukkan waktu dalam jam : 2
jarak yang ditempuh adalah 60 km

catatan : ketiga variabel waktu, jarak,dan kecepatan adalah berlaku untuk semua procedure sehingga disebut variabel GLOBAL.

Contoh d.

program Kalkulator_sederhana;
uses wincrt;
var salah_tanda : boolean;
operator : char;
angka_1, angka_2, hasil : real;
procedure PERKALIAN;
begin
hasil := angka_1 * angka_2
end;
procedure PEMBAGIAN;
begin
hasil := angka_1 / angka_2
end;
procedure PENJUMLAHAN;
begin
hasil := angka_1 + angka_2
end;
procedure PENGURANGAN;
begin
hasil := angka_1 - angka_2
end;
procedure MASUKAN;
begin
writeln(‘MASUKKAN DUA ANGKA DAN OPERATOR);
writeln(' angka_1 operator angka_2');
readln(angka_1);
...readln(operator);
...readln(angka_2)
end;
begin
salah_tanda:= FALSE;
MASUKAN;
case operator of
'*': PERKALIAN;
'/': PEMBAGIAN;
'+': PENJUMLAHAN;
'-': PENGURANGAN;
else salah_tanda := TRUE
end;
if invalid_operator then
writeln('Invalid operator')
else
writeln(angka_1:4:2,' ',operator,' ',angka_2:4:2,'=',hasil:5:2)
end.

2. Jangkauan Variabel
a. Variabel Global
Variabel global adalah variabel yang didefinisikan/terletak pada program utama, dimana semua sub-program bisa mengakses, mempergunakan dan memodifikasinya. Dari gambar berikut , variabel A, B, dan C dapat diakses oleh procedure D maupun E

b. Variabel Lokal
Suatu procedure dapat mendeklarasikan variabelnya sendiri. Variabel-variabel itu hanya bekerja pada procedure dimana mereka dideklarasikan. Variabel-variabel tersebut dinamakan variabel local (local variable) .

keterangan gambar:
• Semua bisa mengakses variabel global A, F, G.
• Pada procedure alfa definisi global variabel A diganti dengan variabel lokal.
• beta_1 dan beta_2 dapat mengakses betamax dan betako.
• beta_1 tidak dapat mengakses variabel boboho, dan beta_2 tidak dapat mengakses bobo.
• Tdak ada subprogram, kecuali alfa dapat mengakses B dan C.
• Procedure beta dapat mengakses alfa dan beta.
Contoh:

program LOKAL_VARIABEL;
uses wincrt;
var nomor1, nomor2 : integer;
{ini bisa dipanggil dari mana-mana GLOBAL VAR}
procedure tambah;
var hasil:integer;{hasil merupakan milik procedure tambah LOCAL VAR}
begin
hasil := nomor1 + nomor2;
writeln(‘hasil adalah', hasil)
end;
begin {program utama}
writeln(‘Masukkan dua angka bulat dengan spasi’);
readln(nomor1, nomor2);
tambah
end.

c. Penggunaan Forward
Dari hal di atas kita tahu bahwa suatu subprogram dapat diakses oleh subprogram apabila sudah didefinisikan terlebih dahulu.
Tetapi ada pengecualian, untuk mengatasi masalah chicken-and-the-egg, bila kita memiliki dua/lebih subprogram masing- masing bisa memanggil yang lain dengan referensi forward.

Hal ini berlaku juga untuk FUNCTION (fungsi).

3. Procedure Yang Menggunakan Argumen
Procedure juga bisa memakai variabel (data) untuk bekerja ketika dipanggil.
a. Mendeklarasikan variabel di dalam procedure
• Variabel yang diterima oleh procedure diapit dengan tanda kurung ().
• Deklarasi dari variabel terletak diantara nama procedure dan semi-colon.
Contoh.

b. Memanggil procedure and menyampaikan variabel (atau nilai) ke procedure

• Ketika procedure dipanggil, nama procedure diikuti oleh sepasang ().
• Variabel yang dipanggil diletakkan didalam tanda kurung tersebut.
• Variabel ditulis dalam tingkat yang sama seperti dalam prosedur terkait.
Contoh.
Perhatikan contoh program berikut,

program JUMLAH;
uses wincrt;
var nomor1, nomor2 : integer;
procedure CALC_ANSWER ( kesatu, kedua : integer );
var hasil : integer;
begin
hasil := kesatu + kedua;
writeln('hasil adalah ', hasil )
end;
begin
writeln('masukkan dua angka dalam spasi');
readln( nomor1, nomor2 );
CALC_ANSWER( nomor1, nomor2)
end.

4. Procedure Yang Memakai Parameter

program TestNilai;
uses wincrt;
var x, y : integer;

procedure NoEffect ( x, y : integer );
begin
x := y; y := 0;
writeln( x, y )
end;
begin
x := 1; y := 2;
writeln( x, y );
NoEffect( x, y );
writeln( x, y )
end.

Output dari Testnilai adalah:
1 2
2 0
1 2

a. Parameter Nilai (pass by value)
Dalam program di atas, ketika variabel disampaikan ke procedure, procedure bekerja dengan copy dari variabel asli. Nilai dari variabel asli yang disampaikan ke procedure tidak diubah. Procedure hanya menggantikan variabel asli dengan variabel yang ada di procedure , tetapi tidak menggantikan nilai dari variabel asli. Ketika procedure bekerja dengan copy dari variabel, maka dikenal dengan parameter nilai (pass by value).
Perhatikan contoh berikut:

program Parameter_Nilai;
uses wincrt;
var x : byte;
procedure foo(a : byte);
begin
writeln(a); {15}
a:=10;
writeln(a); {10}
end;
begin
x:=15;
writeln(x); {15}
foo(x);
writeln(x); {tetap 10}
end.

Outputnya:
15
15
10
15

b. Parameter Variabel (pass by reference)
Procedure bisa juga dipakai untuk mengubah nilai dari variabel asli yang dipanggil oleh procedure. Untuk menggambarkannya, kita bisa lihat pada contoh program modifikasi program sebelumnya. Procedure ini menerima dua nilai integer dan menggantikan nilai aslinya. Untuk membuat procedure menggunakan parameter variabel (pass by reference) dengan menggunakan kata kunci var.

program Parameter_Variabel;
uses wincrt;
var x : byte;
procedure foo(var a : byte);
begin
writeln(a); {15}
a:=10;
writeln(a); {10}
end;
begin
x:=15;
writeln(x); {15}
foo(x);
writeln(x); {berubah 15}
end.

Outputnya:
Ketika program dijalankan, akan tercetak di layar
15
15
10
10

5. Function – Suatu Procedure Khusus Yang Menghasilkan Nilai
Procedure memakai data atau variabel ketika dieksekusi. Function (fungsi) juga memakai data, tetapi mempunyai kemampuan untuk menghasilkan nilai pada procedure atau program yang memanggilnya. Function digunakan untuk melakukan operasi matematika seperti perhitungan faktorial.
Suatu function :
• Dimulai dengan kata kunci function
• Strukturnya sama dengan sebuah procedure
• Didalam fungsi, suatu nilai dihasilkan dengan nama function
• Suatu function dipakai pada sisi sebelah kanan pada suatu ekspresi
• Hanya menghasilkan tipe data sederhana
SYNTAX

function Nama (deklarasi variabel):tipe_data_hasil;
begin
:
pernyataan
:
end;

contoh:

function ADD_TWO ( nilai1, nilai2 : integer ) : integer;
begin
ADD_TWO := nilai1 + nilai2
end;

contoh berikut menggambarkan bagaimana memanggil function,

result := ADD_TWO( 10, 20 );

maka, ketika ADD_TWO dieksekusi, dia menghitung nilai yang terdapat di dalamnya (dalam hal ini 30), yaitu hasil akhirnya.
Contoh

program CONTOH_FUNGSI;
uses wincrt;
var angka, jawaban : integer;

function KUBIK( x : integer ) : integer;
begin
KUBIK := x * x * x
end;
begin
writeln('Masukkan angka.');
readln(angka);
jawaban := KUBIK ( number );
writeln('Hasil pangkat tiga dari ',number,' adalah ', answer)
end.

6. Rekursi dan Iterasi
Subprogram bisa memanggil dirinya (Recursive Call) dengan catatan bahwa memiliki syarat penghentian operasi (iterasi), sehingga perlu dilakukan kehati-hatian dalam penulisannya. Lihat contoh tentang faktorial suatu bilangan di bawah ini.
Contoh.

Program faktorial;
Uses wincrt;
Var x : integer;
function factorial (n:integer):integer;
begin
if n<2 then { ini adalah syarat penghentian operasi }
factorial:=1;
else
factorial:=n*factorial(n-1); { ini bagian rekursi}
end;
begin
writeln('Masukkan nilai : '); readln(x);
writeln(x,'! adalah ',factorial(x));
end.

Penjelasan

Jika x= 5,maka Pemanggilan
Ke-1, n=5. Factorial:=5*factorial(4); => Perlu Pemanggilan Ke-2
Ke-2 , n=4. Factorial:=4*factorial(3); => Perlu Pemanggilan Ke-3
Ke-3 , n=3. Factorial:=3*factorial(2); => Perlu Pemanggilan Ke-4
Ke-4, n=2. Factorial:=2*factorial(1); => Perlu Pemanggilan Ke-5
Ke-5, n=1. Factorial:=1;
Ke-4 menjadi : Factorial:=2*1; (=2)
Ke-3 menjadi: Factorial:=3*2; (=6)
Ke-2 menjadi: Factorial:=4*6; (=24)
Ke-1 menjadi: Factorial:=5*24; (=120)


ARRAY (LARIK)

1. Pendahuluan
Suatu array adalah sebuah struktur data yang terdiri atas banyak variabel dengan tipe data sama, dimana masing-masing elemen variabel mempunyai nilai indeks. Setiap elemen array mampu untuk menyimpan satu jenis data (yaitu: variabel). Suatu array dinyatakan dengan type, sehingga variabel yang bekerja akan dinyatakan dengan:
contoh type
A = array [1..10] of integer;
                                                                                                                                                 
1              2              3              4              5              6              7              8              9              10

Secara logika pendefinisian array di atas merupakan sekumpulan kotak , dimana tiap kotak mempunyai nilai indeks integer 1, 2, 3, ...,9, 10 tiap elemen array ditandai dengan:
A[1], A[2], A[3], A[4], A[5], A[6], A[7], A[8], A[9], A[10]

2. Sifat Array
Array merupakan struktur data yang statis, yaitu jumlah elemen yang ada harus ditentukan terlebih dahulu dan tak bisa di ubah saat program berjalan. Untuk menyatakan array dalam PASCAL kita harus terlebih dahulu:
 Mendefinisikan jumlah elemen array,
 Mendefinisikan tipe data dari elemen array
Contoh. const N=10;
type
A= array [1..N] of integer;

3. Array Satu Dimensi
Pernyataan di atas merupakan penjelasan tentang array dengan satu dimensi. Pendefinisian array secara umum adalah sebagai berikut: jika kita ingin membuat beberapa array dengan tipe/jenis yang sama, kita lebih baik jika mendeklarasikan dengan type selanjutnya dengan deklarasi var.
SYNTAX

Type nama_array = ARRAY[bawah..atas] of tipe_data;
var variabel_array : nama_array;


atau dengan menggunakan statemen var :

var variabel_array : ARRAY[bawah..atas] of tipe_data;

Penjelasan: Bawah dan Atas menyatakan batas untuk array. tipe_data adalah merupakan tipe variabel yang dipunyai array (mis. Integer, char, real, dsb)
Contoh:
type intarray = ARRAY [1..20] of integer;
Pernyataan diatas adalah pernyataan untuk membentuk suatu array bernama intarray,yang berisi 20 tempat untuk bilangan integer. Setiap posisi disebut elemen, yang menyimpan suatu bilangan integer.langkah berikutnya adalah membuat suatu variabel kerja dengan tipe intarray yaitu,
var numbers : intarray;
kita bisa melakukan operasi pada setiap elemen dari numbers secara individual. Contoh kita bisa memberi nilai pada suatu elemen array seperti berikut:
numbers[2] := 10;
perintah ini memberikan suatu nilai integer 10 pada elemen ke-2 dari array numbers. Nomor dari elemen ditempatkan didalam kurung tegak. Contoh berikut adalah merupakan array yang menyimpan variabel-variabel integer. Data dengan tipe integer hanya bisa dimasukkan satu persatu, kemudian baru bisa ditampilkan di monitor secara bersamaan
Contoh a.

program INT_ARRAY;
uses wincrt;
const N=10;
type int_array = ARRAY [1..N] of integer;
var bil : int_array;
indeks : integer;
BEGIN
writeln('masukkan sepuluh bilangan integer.');
for indeks := 1 to 10 do
begin
readln(bil[indeks]); { loop untuk memasukkan elemen array }
end;
writeln('Isi dari array ini adalah'); { tampilkan setiap elemen }
for indeks := 1 to 10 do
begin
writeln('bil[', indeks:2,'] adalah ',bil[indeks] );
end
END.

Contoh b.

program contoh_ARRAY;
uses wincrt;
var
a : array[1..10] of byte;{maksimum jumlah elemen=10}
begin
a[1]:=10;
a[2]:=15;
a[3]:=a[1]+a[2];
writeln(a[1]);
writeln(a[2]);
writeln(a[3]);
end.

4. Array Multidimensi
Dalam array multidimensi terdiri atas baris (row) dan kolom (column). Index pertama adalah baris dan yang kedua adalah kolom .
SYNTAX

Type nama_array =ARRAY[bawah..atas, bawah..atas] of tipe_data;
var variabel_array : nama_array;


atau dengan menggunakan statemen var :

SYNTAX var variabel_array : ARRAY[bawah..atas, bawah..atas] of tipe_data;

Pernyataan berikut membentuk suatu array integer dengan nama bilangan , 10 x 10 elemen (100).

type matriks = ARRAY [1..10, 1..10] of integer;
var AKU: matriks;


untuk memasukkan tiap elemen maka, diperlukan suatu procedure dengan mempergunakan struktur pengulangan for ...do tersarangseperti berikut:

procedure ISI_MATRIK(AKU:matriks; m,n:integer);
var
i,j: integer; {faktor pengulang}
begin
for i:=1 to m do
begin
for j:=1 to n do
begin
read(A[i,j]);
end;
readln ;{ini memungkinkan kita menulis tiap baris elemen}
end;

untuk menampilkan tiap elemen maka, digunakan struktur pengulangan for ...do tersarangseperti berikut

procedure TULIS_MATRIK(AKU:matriks; m,n:integer);
var i,j: integer; {faktor pengulang}
begin
for i:=1 to m do
begin
for j:=1 to n do
begin
write(A[i,j]:6);
end;
writeln ; {ini memungkinkan kita menulis elemen dalam baris dan kolom }
end;
end;

5. Operasi pada Array
Sifat masing-masing elemen array mengikuti jenis data yang dimilikinya, untuk array dengan tipe bilangan integer atau real kita bisa melakukan berbagai standar operasi aritmatika seperti penjumlahan, perkalian, pengurangan, dsb. Yang perlu di garis bawahi, bahwa sifat dari array dimanfaatkan untuk operasi matrik.

a. Mencari Harga Tertentu pada Array
Mencari suatu elemen data di dalam suatu data merupakan suatu kejadian yang sering kita alami, contoh: mencari nama mahasiswa dari daftar presensi. Pencarian beruntun (sequence), merupakan suatu teknik untuk mencari suatu elemen dalam suatu sistim yang lebih besar.
Contoh.
Misal array A[8], dengan elemen sbb:
A
60  12  76  23  11 42  18  42
Untuk menari apakah bilangan x=11 ada didalam tabel maka dilakukan pemeriksaan terhadap :
60 12 76 23 11
Sehingga ditemukan xpada elemen ke-5, dalam bahasa PASCAL diterjemahkan seperti berikut:

type PITA = ARRAY [1..8] of integer;
var AKU: PITA;
procedure CARI_MATRIK(AKU: PITA);
var
i: integer; {faktor pengulang}
begin
for i:=1 to 8 do
begin
if AKU[i]:= 11 then
writeln(‘ terdapat bilangan 11 dalam pita ini ‘);
else
writeln(‘ tidak ada bilangan 11, pencarian berhenti ‘);
end;
end;

b. Mencari Harga Maksimum pada Array
Misal array di atas kita cari harga yang tertinggi, maka kita perlu menentukan nilai tertinggi dahulu sebelum melakukan pencarian ; diawali dengan nilai maksimum=0

procedure CARI_MAKSIMUM(AKU: PITA);
var
i: integer; {faktor pengulang}
MAKS : integer;
begin
MAKS := AKU[1];
for i:=1 to 8 do
begin
if AKU[i]> MAKS then
MAKS:= AKU[i];
End;
Writeln(‘NILAI MAKSIMUM = ’,MAKS);
end;

b. Mencari Harga Minimum pada Array
Misal array di atas kita cari harga yang terendah, maka kita perlu menentukan nilai terendah dahulu sebelum melakukan pencarian ; diawali dengan nilai maksimum=3200

procedure CARI_MINIMUM(AKU: PITA);
var
i: integer; {faktor pengulang}
MIN : integer;
begin
MIN := 3200;
for i:=1 to 8 do
begin
if AKU[i]< MIN then
MIN:= AKU[i];
end;
writeln(‘NILAI MINIMUM = ’,MIN);
end;

c. Matrik
Sebagai perwujudan dari array dua dimensi, operasi aritmatika seperti penjumlahan, perkalian, dan pengurangan bisa dilakukan.
Contoh.
- Mendefinisikan Elemen

Program OPERASI_MATRIK;
uses wincrt;
type
matrik=array[1..100,1..100] of real;
var
m,n, p, q: integer; {dimensi dari matrik}
A,B,C: matrik; {matrik A, B sebagai input, C sebagai hasil}

- Membaca Elemen Matrik

procedure bacamatrik(var A:matrik; m,n:integer);
var
i,j: integer; {faktor pengulang}
begin {read}
for i:=1 to m do
begin {do}
for j:=1 to n do
read(A[i,j]);
readln;
end; {do}
end; {read}

- Menampilkan Elemen Matrik

procedure tulismatrik(A:matrik; m,n:integer);
var
i,j: integer; {faktor pengulang}
begin {write}
for i:=1 to m do
begin {tiap baris}
writeln;
for j:=1 to n do
write(A[i,j]:6:2);
end; {tiap baris}
writeln;
end; {write}

- Penjumlahkan Matrik

procedure check_matrik(A,B,C:matrik; m,n,p,q:integer);
var i,j :integer;
begin
if (m=p) and (n=q) then
begin
for i:=1 to m do
begin
for j:=1 to n do
begin
C[m,n]=A[m,n]+B[m,n])
end;
end;
end
else
writeln('DIMENSI MATRIK TIDAK COCOK')
end;

- Pengurangan Matrik

procedure check_matrik(A,B,C:matrik; m,n,p,q:integer);
var i,j :integer;
begin
if (m=p) and (n=q) then
begin
for i:=1 to m do
begin
for j:=1 to n do
begin
C[m,n]=A[m,n]- C[m,n])
end;
end;
end
else
writeln('DIMENSI MATRIK TIDAK COCOK')
end;

-. Perkalian Matrik

procedure perkalian_matrik(A,B,C:matrik; m,n,p,q:integer);
var i,j, k :integer;
C1: matrik;
begin
if (n=p) then
begin
for i:=1 to m do
begin
for j:=1 to p do
begin {inner product}
C1[i,j]:=0;
for k:=1 to n do
C1[i,j]:=C1[i,j]+A[i,k]*B[k,j];
end; {inner product}
end;
n:=q;
for i:=1 to m do
for j:=1 to n do
C[i,j]:=C1[i,j];
end
else
writeln('DIMENSI MATRIK TIDAK COCOK')
end;

- Transpose Matrik

procedure Transpose(A,B:matrik; m,n,p,q:integer);
var i,j:integer;
begin
for i:=1 to n do
begin
for j:=1 to m do
begin
B[m,n]=A[n,m]
end;
end;
end;

-. Mencari Elemen yang Kosong pada Matrik

procedure CHECK_ZERO_ELEMEN(A,matrik; m,n:integer);
var i,j:integer;
begin
for i:=1 to m do
begin
for j:=1 to n do
begin
if B[m,n]= 0 then
writeln (‘terdapat elemen yang kosong’)
else
writeln (‘tidak terdapat elemen yang kosong’)
end;
end;
end;


RECORD (REKAMAN)

Sebuah record rekaman disusun oleh beberapa field. Tiap field berisi data dari tipe dasar / bentukan tertentu. Record mempunyai kelebihan untuk menyimpan suatu sekumpulan elemen data yang berbeda-beda tipenya (di banding array). Contoh , sebuah record dengan empat buah field.
                                                 

Field 1
                Field 2    Field 3    Field 4

Cara pendeklarasian dari record adalah sbb:
• Mendefinisikan tipe dari record (jumlah field, jenis tipe data yang dipakai),
• Mendefinisikan variabel untuk dilakukan operasi.

SYNTAX

type nama_record = record
identifier_1 : tipe_data_1;
:
:
identifier_n : tipe_data_n;
end;
var variabel : nama_record;

Contoh.

type Data_mahasiswa = record
Nama : string;
Usia : integer;
Kota : String;
Kodepos : integer;
end;
Var
x: Data_mahasiswa;

1. Pengaksesan Elemen Record
Cara mengacu pada tiap field pada record pada contoh di atas adalah sbb:

x.Nama
x.Usia
x.Kota
x.Kodepos

Contoh.

program RECORD_INTRO;
type tanggal = record
bulan, hari, tahun : integer;
end;
var waktu : tanggal;
begin
waktu.hari :=25;
waktu.bulan:=09;
waktu.tahun:= 1983;
writeln('hari ini adalah ',waktu.hari,':',waktu.bulan,':', waktu.tahun)
end.

2. Pengunaan With … do
Pernyataan with untuk lebih menyederhanakan pengaksesan field-field pada record. Misalkan pernyataan :

x.Nama
x.Usia
x.Kota
x.Kodepos

menjadi

with x do
Begin
Nama
Usia
Kota
Kodepos
end

Contoh.

program RECORD_INTRO;
type tanggal = record
bulan, hari, tahun : integer;
end;
var waktu : tanggal;
begin {program utama}
with waktu do {mulai with}
begin
hari :=25;
bulan:=09;
tahun:=1983;
writeln('hari ini adalah ',hari,':',bulan,':', tahun)
end {akhir with}
end.

3. Array dari Record
Suatu array dapat juga berisi record contoh suatu deklarasi record tanggal.

type tanggal = record
bulan, hari, tahun : integer;
end;
var waktu : tanggal;

kemudian kita membentuk suatu array dari record ini, namakan birthdays.

var birthdays : array[1..10] of tanggal;

pernyataan ini akan membentuk suatu array dengan 10 elemen. Dimana tiap elemen adalah sebuah record tanggal, yaitu, terdiri atas bulan, hari, tahun dengan tipe data Integer.
Digambarkan seperti berikut:

Contoh Pemberian nilai awal dari masing-masing elemen birthdays:

Birthdays[1].hari :=25;
Birthdays[1].bulan:=09;
Birthdays[1].tahun:=1983;

4. Record di dalam Record
Record bisa berisi record lain sebagai field. Seperti contoh record tanggal dan jam dikombinasikan menjadi sebuah record saat ini,

type tanggal = record
bulan, hari, tahun : integer;
end;
type waktu =record
jam, menit, detik : integer;
end;
type waktu_ini =record
tanggal_ini : tanggal;
waktu_ini : waktu
end;

Kemudian kita perlu membuat variabel kerja

var saat_ini : waktu_ini;

pemberian nilai akan terjadi seperti di bawah ini:

saat_ini.tanggal.bulan:= 11;
saat_ini.tanggal.hari:= 2;
saat_ini.tanggal.tahun:= 1985;
saat_ini.waktu.jam:= 3;
saat_ini.waktu.menit:= 3;
saat_ini.waktu.detik:= 33;

5. Sorting


Gambar. data sebelum dan sesudah dilakukan proses sorting.
Beberapa metode sorting mengurutkan data yang dikenal antara lain adalah:
1. Bubble Sort (sederhana tetapi lambat)
2. Quick Sort (cepat tetapi rumit)
3. Shell Sort (agak cepat dan tidak terlalu rumit)

5.1. Bubble Sort
Teknik ini menyusun data yang diinginkan secara berurutan dengan membandingkan elemen data yang ada, misalkan kita akan meyusun data secara (ascending) cacah naik. Maka lagoritma utamanya adalah seperti ini.

SYNTAX

for i:=1 to Jumlah_data-1 do
for j:=i+1 to Jumlah_data do
if Data[i]>Data[j] then
begin
t:=Data[i];
Data[i]:=Data[j];
Data[j]:=t;
end;

Contoh.
Misal kita punya data : 5 3 8 4 1 7 6 2 , dalam program
program mengurutkandata;

uses WinCrt;
type urutkan=array [1..8] of integer;
var i,j,t:integer;
anu:urutkan;
begin
anu[1]:=5; anu[2]:= 3;
anu[3]:= 8; anu[4]:= 4;
anu[5]:= 1; anu[6]:= 7 ;
anu[7]:=6 ; anu[8]:=2 ;
for i:=1 to 7 to
begin
for j:=i+1 to 8 to
begin
if anu[i]>anu[j] then
begin
t:=anu[i];
anu[i]:=anu[j];
anu[j]:=t;
end;
end;
end;
for i:=1 to 8 do
write (anu[i], ' ')
end.

5.2. Shell sort
Prinsipnya hampir sama dengan bubble sort tetapi dioptmisisasi sehingga lebih cepat. Ditemukan oleh Donald Shell. prinsipnya adalah membandingkan data dengan jarak tertentu dalam array.
SYNTAX

for jarak:= (Jumlah_data div 2) down to 1 do
for i:=1 to Jumlah_data-jarak do
if Data[i]>Data[i+jarak] then
begin
t:=Data[i];
Data[i]:=Data[i+jarak];
Data[i+jarak]:=t;
end;

Misalkan kita punya 8 data. Langkah pertama adalah membandingkan data pertama dengan ke lima, dsb. Jarak antara data adalah (8 div 2 :=4).
Langkah iterasi:
pertama, jarak adalah 4.
5 3 8 4 1 7 6 2
ke-1 perbandingan : ^ ^ (salah urutan, tukar)
1 3 8 4 5 7 6 2
ke-2 perbandingan : ^ ^ ( urutan benar, no tukar)
ke-3 perbandingan : ^ ^ (salah urutan, tukar)
1 3 6 4 5 7 8 2
ke-4 perbandingan : ^ ^ (salah urutan, tukar)
1 3 6 2 5 7 8 4 ----> Jarak 3.
ke-5 perbandingan : ^ ^ ( urutan benar, no tukar)
ke-6 perbandingan : ^ ^ ( urutan benar, no tukar)
ke-7 perbandingan : ^ ^ ( urutan benar, no tukar)
ke-8 perbandingan : ^ ^ ( urutan benar, no tukar)
ke-9 perbandingan : ^ ^ (salah urutan, tukar)
1 3 6 2 4 7 8 5 ----> Jarak 2.
ke-10 perbandingan :^ ^ ( urutan benar, no tukar)
ke-11 perbandingan : ^ ^ (salah urutan, tukar)
1 2 6 3 4 7 8 5
ke-12 perbandingan : ^ ^ (salah urutan, tukar)
1 2 4 3 6 7 8 5
ke-13 perbandingan : ^ ^ ( urutan benar, no tukar)
ke-14 perbandingan : ^ ^ ( urutan benar, no tukar)
ke-15 perbandingan : ^ ^ (salah urutan, tukar)
1 2 4 3 6 5 8 7 ----> Jarak 1.
ke-16 perbandingan :^ ^ ( urutan benar, no tukar)
ke-17 perbandingan : ^ ^ ( urutan benar, no tukar)
ke-18 perbandingan : ^ ^ (salah urutan, tukar)
1 2 3 4 6 5 8 7
ke-19 perbandingan : ^ ^ ( urutan benar, no tukar)
ke-20 perbandingan : ^ ^ (salah urutan, tukar)
1 2 3 4 5 6 8 7
ke-21 perbandingan : ^ ^ ( urutan benar, no tukar)
ke-22 perbandingan : ^ ^ (salah urutan, tukar)
1 2 3 4 5 6 7 8

5.3. quick sort
diketemukan oleh E. Hoare. Dengan menggunakan metode rekursi samapi habis. Prinsipnya membagi data menjadi dua bagian yang sama (kiri dan kanan). Dimana data tengah menjadi pivot (pusat operasi). Kumpulkan data dengan nilai lebih kecil dari pivot disebelah kiri pivot, dan di kanan untuk yang lebih besar. Dimungkinkan bagian kiri dan kanan pivot tidak sama besarnya. Untuk itu tiap bagin di bagi menjadi dua lagi dan mempuyi pivot yang baru. Contoh misal kita mempunyai data array integer.

procedure qsort(bawah, atas : integer)
var kiri, kanan, pivot : integer;
begin
pivot:=Data[(bawah+atas) div 2];
kiri:=bawah;
kanan:=atas;
while kiri<=kanan do
begin
while Data[kiri] < pivot do kiri:=kiri+1; { memisahkan ke kiri }
while Data[kanan]>pivot do kanan:=kanan-1;{Memisahkan ke kanan}
if kiri<=kanan then { chek perubahan }
begin
swap Data[kiri] with Data[kanan];
kiri:=kiri+1;
kanan:=kanan-1;
end;
end;
if kanan>bawah then qsort(bawah,kanan);{ urutkan bagian KIRI }
if atas>kiri then qsort(kiri ,atas);{ urutkan bagian KANAN}
end;

Pemangilan dalam program utama : qsort(1,NumberOfData);


FILE

1. Komposisi dari File Teks
File Teks disusun sebagai runtunan beberapa baris .
• Tiap baris terdiri dari runtunan karakter.
• Tiap baris diakhiri oleh karakter khusus, yaitu END-OF-LINE (EOLN)
• Karakter yang terakhir dari file teks adalah END-OF-FILE (EOF)
Contoh.

giving a system of n linear eq. that you need to solve for two unknowns, m and b,  EOL

where the Ei are error terms. The linear-least-squares error algorithm employed hereEOL

finds the best m and b such that the sum of the squared error terms is minimized.  EOL EOF

 -EOF :menerima argumen nama file dan menghasilkan nilai true jika sudah tidak ada data yang bisa dibaca lagi.
-EOLN :menerima argumen nama file dan menghasilkan nilai true jika sudah tidak ada lagi data yang bisa lagi dalam satu baris.

2. Operasi pada file teks
Untuk melakukan operasi pada file teks, kita perlu mendeklarasikan suatu variabel dengan tipe teks seperti berikut:

var
F : text;

F adalah sembarang variabel file teks dan readme adalah nama file teks yang akan dibaca, pertama kita harus memanggilnya dengan fungsi :
assign(F,'README');

3. Membaca File dan Menampilkannya di Layar
Sebelum kita bisa membaca kita harus membuka file tersebut.

reset(F);

kita bisa membaca file baris demi baris, misalkan dengan menyatakan suatu variabel s sebagai string:

readln(F, s);

setelah selesai membaca keseluruhan teks kita harus menutupnya dengan:

close(F);

Contoh. (misal kita punya suatu file dengan path ‘D:\file1.txt’)

Program baca_file_teks;
uses wincrt;
var
F : text;
nama_file:string;
s : string;
begin
clrscr;
write('NAMA FILE YANG DIBACA: ');
readln(nama_file); { menuliskan nama file ‘D:\file1.txt’}
assign(F,nama_file); { memanggil file }
reset(F); { membuka file}
while not EOF(F) do { menampilkan seluruh isi file}
begin
readln(F,s);
writeln(s);
end;
close(F); { menutup file }
end.

4. Menulis File Baru
Kita membuat suatu file teks dengan mengubah kata kunci :

reset(F); menjadi rewrite(F);

Kemudian: Gunakan readln(F,s) untuk membaca file yang akan dikopi dan writeln(F,s) untuk menulis ke file tujuan
Contoh 1.. (misal kita punya suatu file dengan path ‘D:\file1.txt’) dan kita akan memgkopinya ke file dengan path ‘D:\file1.txt’)

Program baca_tulisfile_teks;
uses wincrt;
var
F,F1 : text;
nama_file:string;
s : string;
begin
clrscr;
write('NAMA FILE YANG DIBACA: ');
readln(nama_file); { menuliskan nama file 'D:\file1.txt'}
assign(F,nama_file); { memanggil file }
reset(F); { membuka file}
assign(F1,'d:\file2.txt');
rewrite(F1);
while not EOF(F) do
begin
readln(F,s); { membaca seluruh isi file}
writeln(F1,s); { mengkopi isi file1.txt ke file2.txt}
end;
close(F); { menutup file file1.txt}
close(f1); { menutup file file1.txt }
end.

Contoh 2. membuat file baru

Program buat_file_baru;
uses wincrt;
var
F : text;
s : string;
begin
clrscr;
write('Nama file yang akan dibuat : '); readln(s);
assign(F,s); {mulai proses}
rewrite(F); {membuat file baru}
writeln('Mulai mengetikkan teks.');
writeln('Untuk berhenti: tekan enter, spasi dan enter.');
while s <>’ ‘ do
begin
readln(s); {tulis sampai selesai}
writeln(F,s);
end;
close(F); { menutup file }
end.

Catatan: statemen rewrite(variabel_teks) apabila diterapkan pada file yang sudah ada akan menyebabkan isi file terhapus dan mulai membuat yang baru, maka untuk menambahkan teks pada file yang sudah ada digunakan kata kunci append (variabel_teks).

5. Error pada Pembacaan File
Untuk mengatasi error pada pembacaan file teks digunakan error-handling. yaitu :

{$I-} --> membuat Pascal stabil
: --> proses pada file
{$I+} --> deteksi terhadap error

error dapat di deteksi dengan memanggil fungsi IOResult. jika IOresult adalah 0, maka tidak terjadi error.
Contoh :

Program coba_error;
uses wincrt;
var
F : text;
s : string;
begin
clrscr;
write('Input file name to read : '); readln(s);
assign(F,s);
{$I-}
reset(F);
{$I+}
if IOresult<>0 then
begin
writeln(‘terjadi kesalahan pada pembacaan file',s);
halt;
end;
while not EOF(F) do
begin
readln(F,s);
writeln(s);
end;
close(F);
end.

6. Jenis Error pada Pembacaan File
IOresult dapat menghasilkan jenis kesalahan pada pembacaan file, seperti contoh.

:
{$I-}
reset(F);
{$I+}
n:=IOResult;
if n<>0 then
begin
writeln(terjadi kesalahan pada pembacaan file',s);
case n of
2: writeln ('File tidak ketemu');
3: writeln ('lokasi tidak ketemu');
4: writeln ('terlalu banayk file yang dibuka');
5: writeln (akses file ditolak');
100: writeln ('salah membaca disk');
101: writeln('salah menulis disk');
150: writeln('Disk diproteksi');
152: writeln ('Drive tidak ada');
154: writeln ('CRC error di data');
156: writeln ('pencarian disk salah');
157: writeln ('media tidak dikenal');
162: writeln ('kerusakan Hardware');
else writeln('pokoknya salah');
end;
halt;
end;


0 komentar: